Menangislah seperti Umar....



"Jika kamu tahu apa yang aku tahu nescaya kamu banyak menangis dan sedikit ketawa." 
“Nak tahu apa yang paling indah ketika berjalan menuju Allah ini?”

“Apa? ”

“Cinta di jalan ini.”

obses menjadikan dunia sebagai ladang untuk akhirat .. obses dengan akhirat and dunya will follow..insha'Allah..

Seorang Hukama pernah bersyair :
"Aku hairan dan pelik, melihat orang ketawa kerana perkara-perkara yang akan menyusahkan, lebih banyak daripada perkara yang menyenangkan." Salafussoleh menangis walaupun banyak beramal,takut-takut tidak diterima ibadatnya, kita ketawa walaupun sedar diri kosong daripada amalan.

Lupakah kita Nabi pernah bersabda :
"Siapa yang berbuat dosa dalam ketawa,akan dicampakkan ke neraka dalam keadaan menangis."

Kita gembira jika apa yang kita idamkan tercapai. Kita menangis kalau yang kita cita-citakan terabai. Nikmat disambut ria, kedukaan menjemput duka.

Namun, Allah s.a.w. telah berfirman :
" Boleh jadi kamu membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu,pada hal ianya amat buruk bagimu. ALLAH mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (Al Baqarah : 216)

Bukankah Nabi pernah bersabda:
"Neraka dipagari nikmat, syurga dipagari bala."



Menangislah seperti Saidina Umar yang selalu memukul dirinya dengan berkata : "Kalau semua masuk ke dalam syurga kecuali seorang, aku takut akulah orang itu."

Menangislah sebagaimana Ummu Sulaim apabila ditanya :
"Kenapa engkau menangis?"
"Aku tidak mempunyai anak lagi untuk dihantar berperang,"jawabnya.
Menangislah sebagaimana Ghazwan yang tidak sengaja terpandang wanita rupawan. Diharamkan matanya dari memandang ke langit seumur hidup, lalu berkata :
"Sesungguhnya engkau mencari kesusahan dengan pandangan itu."


Ibnu Masud r.a.berkata :
"Seorang yang mengerti al Quran dikenali waktu malam ketika orang lain tidur,dan waktu siangnya ketika orang lain tidak berpuasa, sedihnya ketika orang lain sedang gembira dan tangisnya di waktu orang lain tertawa. Diamnya di waktu orang lain berbicara, khusuknya di waktu orang lain berbangga, seharusnya orang yang mengerti al Quran itu tenang, lunak dan tidak boleh menjadi seorang yang keras, kejam, lalai, bersuara keras dan marah.

Tanyailah orang-orang soleh mengapa dia tidak berhibur :
"Bagaimana hendak bergembira sedangkan mati itu di belakang kami, kubur di hadapan kami, kiamat itu janjian kami, neraka itu memburu kami dan perhentian kami ialah ALLAH."

ya allah...ana perlu banyak bermuhasabah.... 


Syukran jiddan ..sudi baca entry nie


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Full Edit By Nabila Medan. All Right Reserved To Me.