Dalam satu kisah percintaan yang menarik, sepasang suami isteri berjalan di tepi sebuah danau indah, kemudian si isteri bertanya kepada si suami, “Mengapa abang menyukai saya? Mengapa abang mencintai saya?”
Lalu si suami menjawab, ♥ “Abang tidak bisa menerangkan sebabnya. Namun begitu, abang memang menyayangi dan mencintaimu.”
Mendengar jawaban si suami, si isteri berkata lagi, “Abang tidak bisa menerangkan sebabnya? Bagaimana mungkin abang bisa katakan abang sayang dan mencintaiku, sedangkan abang sendiri tidak bisa menerangkannya.”
“Betul! Abang tidak tahu sebabnya, tetapi abang bisa buktikan bahwa abang memang sayang dan mencintaimu,” kata si suami. Lalu isterinya pun berkata, “Tidak bisa beri bukti! Tidak! Saya ingin abang terangkan kepada saya sebabnya.
Kawan-kawan saya yang lain yang punya suami, semuanya tahu dan mampu menerangkan mengapa mereka mencintai, namun tidak dengan abang yang tidak mampu menerangkan sebabnya.
” Si suami menarik nafas panjang dan dia berkata, “Baiklah! Abang mencintaimu karena kamu cantik, mempunyai suara merdu, penyayang, dan mengingati abang selalu.
Abang juga suka akan senyuman manismu dan tampak begitu manis jika kamu melangkah.
Di situlah cinta Abang bersamamu.”
Si isteri tersenyum dan berpuas hati dengan apa yang dikatakan si suaminya tadi.
Namun begitu, selang beberapa hari, si isteri mengalami kemalangan dan koma.
Si suami sangat bersedih dan menulis sepucuk surat kepada isterinya yang disayangi.
Surat itu diletakkan di sebelah tempat isterinya berbaring.
♥♥♥ Surat itu berbunyi,
♥ “Sayang, jika disebabkan suaramu aku menicintaimu, sekarang bisakah engkau bersuara?
Tidak! Oleh karena itu, aku tidak bisa mencintaimu.
Jika disebabkan kasih sayang dan ingatanmu aku mencintaimu, sekarang bisakah engkau menunjukkan?
Tidak! Oleh karena itu, aku tidak bisa mencintaimu.
Jika disebabkan senyuman aku mencintaimu, sekarang bisakah engkau tersenyum?
Tidak! Oleh karena itu, aku tidak mencintaimu.
Jika disebabkan setiap langkah aku mencintaimu, sekarang bisakah engkau melangkah?
Tidak! Oleh karena itu, aku tidak bisa mencintaimu."♥ Jika cinta memerlukan sebabnya seperti sekarang, aku tidak mempunyai sebab mencintaimu lagi.
Adakah cinta memerlukan sebab?
Tidak! Aku masih mencintaimu, dulu, kini, selamanya, dan cinta tidak perlu sebab.
♥♥ "Kadangkala perkara tercantik dan terbaik di dunia tidak bisa dilihat dan dipegang, namun ia bisa dirasai dalam hati." ♥♥♥ ♥♥♥ ♥♥♥ ♥♥♥ ♥♥♥ ♥♥♥ ♥♥♥ ♥♥♥